CERITA RAKYAT SERAWAI: ASAL MULA BAYANGAN MANUSIA DI BULAN
![]() |
Ilustrasi (by Image Generator) |
Di masa lalu, hidup sepasang kakak-beradik yang tinggal di sebuah dusun kecil di kaki bukit. Sang kakak adalah seorang putri yang dikenal oleh penduduk kampung sebagai gadis cantik, lemah lembut, dan rajin. Adiknya, Bujang Bengkuning, adalah seorang pemuda gagah dan periang, tetapi kadang-kadang cemburu dan cepat tersinggung.
Pada suatu siang yang terik, keduanya memutuskan untuk mencari umbi kemalung di hutan dekat rumah mereka. Setelah mengumpulkan beberapa umbi, mereka pulang dan menyiapkan api unggun untuk memanggangnya.
“Kita panggang ini bersama, ya, Dik,” kata sang kakak sambil mengatur bara.
“Iya, Kak. Tapi nanti bagiannya harus adil,” jawab Bujang Bengkuning sambil menyusun kayu bakar.
Beberapa saat kemudian, aroma harum dari umbi kemalung yang matang menyebar di udara. Kakak beradik itu duduk di bawah pohon rindang sambil bersiap untuk menyantap hasil panggangan mereka.
Sang kakak mulai mengupas umbinya. Ia memakai duri landak yang tajam sebagai alat pengupas, sehingga kulitnya terkelupas panjang dan rapi. Sementara itu, Bujang Bengkuning mengupas umbinya dengan tangan, sehingga kulitnya terlepas dalam potongan-potongan kecil.
Setelah selesai mengupas, sang kakak membagi dua umbi kemalung tersebut.
“Nih, ini bagianmu,” katanya sambil menyerahkan satu bagian ke adiknya.
Namun, Bujang Bengkuning memandang bagian miliknya, lalu membandingkan kulit yang ia lepaskan dengan yang ada di tangan kakaknya.
“Bagian Kakak lebih besar. Lihat saja kulit yang Kakak lepas, panjang-panjang. Kulitku kecil-kecil,” protesnya.
Sang kakak tersenyum sabar. “Jangan lihat kulitnya, Dik. Kita bagi sama rata.”
“Tidak, Kak! Kakak pasti curang. Bagian Kakak lebih banyak!”
“Tidak benar! Aku membagi dengan jujur.”
Perdebatan itu semakin memanas. Bujang Bengkuning melemparkan kulit kemalung ke tanah.
“Kakak selalu begitu! Menganggap aku anak kecil yang tidak tahu apa-apa!”
Sang kakak berdiri, matanya mulai berkaca-kaca.
“Kalau begitu, aku tak mau hidup di dunia ini. Aku mau tinggal di bulan saja, jauh dari orang yang tidak percaya padaku,” katanya lirih.
Bujang Bengkuning, yang masih terbakar emosi, berkata lantang, “Silakan saja! Aku juga tidak mau hidup bersama orang yang suka membela diri sendiri. Aku mau jadi tikus kecil saja, biar bisa bersembunyi dari semua orang!”
Seketika, suasana berubah. Angin bertiup kencang. Langit menjadi gelap. Awan-awan menggulung seperti ombak lautan. Sebuah cahaya turun dari langit, menyilaukan mata.
Dalam sekejap mata, sang kakak terangkat ke angkasa, tubuhnya menghilang, lalu perlahan muncul sebagai bayangan hitam di bulan. Sosoknya terlihat membungkuk, seperti sedang memikul beban berat — masyarakat kemudian menyebutnya Bungkuk Benali.
Sedangkan Bujang Bengkuning terjatuh ke tanah, tubuhnya mengecil, bulu-bulu tumbuh di sekujur badannya. Ia mencicit lirih, sebelum akhirnya berubah menjadi seekor tikus kecil berwarna kelabu — tikus hutan yang sering berlari sembunyi di balik semak.
Sejak saat itu, setiap malam purnama, orang-orang melihat bayangan hitam di permukaan bulan. Mereka percaya, itu adalah sosok sang kakak yang memilih tinggal di sana karena sedih hatinya — duduk menyendiri, memandang bumi dari kejauhan.
Anak-anak kecil di kampung sering bertanya kepada orang tua mereka, “Ayah, siapakah orang hitam yang ada di bulan itu?”
Dan orang tua mereka akan menjawab sambil tersenyum, “Itu adalah seorang putri baik hati yang tidak mau bertengkar. Ia sekarang tinggal di bulan, membawa pesan agar kita hidup rukun dan tidak saling curiga.”
“Lalu, di mana adiknya?” tanya mereka lagi.
“Dia berubah menjadi tikus nuri yang selalu bersembunyi karena menyesali perbuatannya.”
Malam pun terus berganti, bulan terus bersinar, dan bayangan sang kakak tetap ada di sana — menjadi pelajaran bagi siapa pun yang memandangnya, bahwa pertengkaran kecil bisa menjadi besar bila tidak diselesaikan dengan hati yang lapang.
Post a Comment for "CERITA RAKYAT SERAWAI: ASAL MULA BAYANGAN MANUSIA DI BULAN"
Berkomentarlah dengan bijak. Semua komentar mengandung kata-kata tidak pantas, pornografi, undangan perjudian, ujaran kebencian dan berpotensi rasial, akan kami hapus