PR ANTARA AKU DAN NONIN
Johannes Kepler |
KISAH 26 Mei 2013
Nah, di sinilah masalah timbul. Aku sebagai pencerita tercekat, karena koordinasi antara otak dan lidah terputus. Lidah mau berkata, tetapi otak melupakan apa yang mau dikatakan itu. Inilah yang mungkin disebut sebagai sudah di ujung lidah itu.
Aku betul-betul melupakan nama yang harus aku sebut, demi melengkapi ceritaku. Betul-betul lupa siapa nama astronom "sial" ini!
Hingga setibanya di Kepahiang kami tidak berhasil mengingat nama itu. Dan, pahamilah, jika kita telah mengalami "blank" dalam mengingat sesuatu yang seharus benar-benar teringat, maka itu akan menjadi sebuah guncangan dalam tata letak komunikasi. Anda akan mengalami kebingungan untuk merencanakan pembicaraan lagi, karena otak masih disibukkan untuk mengingat sebuah kata yang telah tidak mudah diucapkan. Mengurutkan abjad dalam hati, membolak-balik kata, demi mendapatkan sebuah kata yang telah merusak suasana.
Rasa penasaran pun berkepanjangan!
Dan... dua hari kemudian Nonin mengirim sms padaku dengan nada kata-kata yang penuh menang dan lega: Pak, dapat... aku dapat! Namanya adalah Johannes Keppler!
Ya, Johannes Kepler. Johannes Kepler. Ah, betapa mudahnya mengucapkan dua kata nama itu.
Tentu saja aku tak mengira, jika pertanyaan itu telah menjadi yang "sesuatu" bagi dia. Sementara aku telah melupakannya, dia masih dihinggapi penasaran untuk menemukan nama astronom klasik ini.
Namun, aku segera menyadari "sesuatu" juga. Di usia belianya, sejak mulai membinanya di bangku SMP, aku telah melihat Nonin memiliki obsesi-obsesi, yang kadang tidak bisa dipahami oleh banyak orang. Termasuk juga orang-orang terdekatnya, mungkin juga para soulmate-nya, dengan meletakkan apa yang menjadi obsesi itu sebagai sebuah "halu" (meminjam istilah milenial). Walaupun memang, Nonin sering aku lihat dia dalam kondisi orang yang sedang berkhayal. Sebagai orang yang telah lama berkecimpung di dunia teater, mataku dapat menangkap apa yang sedang terjadi pada dirinya.
Hm, tidak banyak siswa yang bisa begitu dekat denganku. Tidak banyak siswa yang bisa kuakrabi hingga pada lingkaran personal. Sebagai orang yang juga memiliki banyak obsesi dan proyektif, aku benar-benar memilih orang-orang yang terpilih untuk menumbuhkan kekhasan pribadinya. Apakah pilihan aku itu akan berguna bagi dia kelak, itu bukan urusanku lagi, setidaknya pada sebuah masa aku pernah melibatkan diri pada perkembangan seorang anak, yang mungkin besok hanya akan jadi sekedar sebuah kenangan.
just found this note today and it's been funny to share :)
ReplyDeletekeep writing
Delete8 July 2021, in another place, time difference, and maturity, just went back to this page and got a tag in this story. What an incredible thing to be a part of your memory. It was night in a car, a trip of happiness. We talked a lot of things atm.
ReplyDeleteTerimakasih telah memberi banyak pengaruh di jalan hidup seorang Nonin, Pak. Selalu saja terlintas hal yang menyenangkan dan haru jika terdengar nama "Pak Emong".
Ahhhh I should have started earlier. Writing is such fun af! :')