Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KAIN BESUREK: WARISAN BUDAYA TAKBENDA BENGKULU

KAIN BESUREK BENGKULU

Arti, Sejarah dan Motif-Motifnya
------------------------------------------------


-

PENGANTAR EDITOR

Kain Besurek yang telah menjadi ikon Provinsi Bengkulu. Pun menjadi kebanggaan kita semua, di mana kain khas ini telah diakui secara nasional dengan tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia sejak 2015 lalu, dengan Nomor Registrasi 201500208 pada domain Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Motif-motif kain ini: Motif Kaligrafi Arab, Motif Burung Kuau, Motif Huruf Kaganga dan Motif Bunga Rafflesia, juga telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kemenkumkam Republik Indonesia. Dengan telah mendapat pengakuan hak cipta ini, maka motif-motif Kain Besurek dapat dihindarkan dari penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, terutama sekali yang akan memanfaatkan untuk aktivitas komersial. Pengakuan hak cipta ini sekaligus juga merupakan pengakuan dan penghargaan bagi hak-hak intelektual individu-individu yang telah merancang motif-motif itu.

Sejak mulai dikembangkannya Kain Besurek ini pada 1983, telah menginspirasi daerah-daerah kabupaten di Provinsi Bengkulu untuk mengembangkan pula kain khas daerahnya masing-masing. Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebagai kabupaten yang pertama mengikuti jejak Kain Besurek, dengan menciptakan dan mengembangkan Batik Kaganga, tak lama berselang setelah Kain Besurek dikembangkan, yakni pada 1985.

Berikut nama-nama kain/batik kabupaten-kabupaten di Provinsi Bengkulu.

Kabupaten Rejang Lebong, mengembangkan Kain/Batik Kaganga, 1985
Kabupaten Kepahiang, mengembangkan Kain/Batik Diwo, 2006
Kabupaten Muko-Muko, 
mengembangkan Kain/Batik Tando Pusako, 2018
Kabupaten Bengkulu Utara, 
mengembangkan Kain/Batik Kagano, 2019 
Kabupaten Lebong, 
mengembangkan Kain/Batik Penoi/Te Lebong, 2020.
Kabupaten Kaur, 
mengembangkan kain/Batik Gurita Mungkus, 2020
Kabupaten Seluma, 
mengembangkan Kain/Batik Beremis, 2020
Kabupaten Bengkulu Selatan, mengembangkan Kain/Batik Sekundang, 2020

Sementara Bengkulu Tengah, saat ini masih dalam tahap penelitian dan pengkajian untuk menciptakan kain/batik khas daerahnya. Penelitian dan pengkajian ini memang diperlukan, agar kain/batik yang lahir nanti benar-benar merupakan cerminan budaya daerah.

Kecuali motif-motifnya yang diambil dari budaya masyarakat setempat, batik-batik kabupaten bisa dikatakan tidak begitu memiliki dasar sejarah, karena memang awalnya berangkat dari trend Kain Besurek Bengkulu. Namun, pengakuan dan sosialisasi dari pihak pemerintah serta konsistensi penggunaannya, maka kain-kain khas ini akan dapat diterima sebagai ikon kebanggaan daerah. Pengakuan masyarakat terhadap kain batik khas daerahnya merupakan hal yang terpenting, karena dengan pengakuan itulah yang kelak akan memunculkan kebudayaan baru dan sejarah ke depannya. 

Terima kasih kepada Bang Alcara Zamora, yang akrab kami sapa Bang Morry, telah berkenan berkontribusi untuk blog ini dengan menyumbangkan sebuah tulisan tentang Kain Besurek. Beliau adalah seorang Seniman Maestro Kain Besurek Bengkulu, telah berkiprah luas sejak Kain Besurek mulai dikembangkan. Hingga hari ini juga, walau beliau telah lama purna tugas sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil, beliau masih tetap menunjukkan kepedulian tinggi untuk pengembangan Kain Besurek, di mana beliau pun masih menjadi desainer dan perancang motif utama untuk kain khas Bengkulu ini.

Keterangan foto:
Semua foto dalam tulisan ini adalah milik kontributor (Alcala Zamora), mengikuti tulisan yang dikirimkan kepada kami
------------------------------------------------------------------

ARTI, SEJARAH DAN MOTIF DASAR KAIN BESUREK
(BATIK KHAS BENGKULU)

Oleh: Alcala Zamora

ARTI KAIN BESUREK

Kain "Besurek" merupakan kosakata bahasa Bengkulu. Kata tersebut berasal dari suku kata "be" termasuk awalan dengan pengertian "ber" dan "surek" yang berarti "surat" atau "tulisan". Terjemahan bebas dari kata "besurek" adalah "bersurat" atau "bertulisan", dimaksud dengan istilah "kain besurek", kain yang telah dipenuhi dengan surat atau tulisan berciri utama tulisan kaligrafi Arab.

Kata "surat" informasi tertulis. Namun, pada istilah "kain besurek" kata "surat di sini tidak mempunyai makna tertentu. Hal ini merupakan ciri motif dan pembuatan kain besurek memang melalui proses membatik.

Kata "batik" berasal dari kosa kata bahasa Jawa, dari kata "ba" artinya "jari" dan "tik" artinya "kecil". Terjemahan bebas kata "batik" dalam bahasa jawa "menitik, menetes atau menuliskan" lilin (malam) pada kain yang telah di desain motif. Batik inilah di Bengkulu disebut "besurek".

-----------------------------------------------------------
Malam (bahasa Inggris: wax) adalah suatu zat padat yang diproduksi secara alami. Dalam istilah sehari-hari orang menamakannya "lilin". Lilin (kandil) sendiri memang dapat menggunakan malam sebagai bahan bakarnya.
Kebanyakan malam diperoleh dari ekskresi tumbuh-tumbuhan, berupa damar atau resin. Pada tumbuhan, malam adalah hasil metabolisme sekunder yang dikeluarkan oleh pembuluh resin. Sumber hewani untuk malam berasal dari sarang tawon dan lebah. 
Malam digunakan secara luas dalam industri. Dalam pembuatan batik, malam berperan sebagai penutup bagian kain agar tidak terwarnai dalam pencelupan. (Wikipedia)
------------------------------------------------------------------

SEJARAH KAIN BESUREK

Pada abad XVI, agama Islam sudah berkembang pesat di daerah Bengkulu, kebudayaan Islam sangat berpengaruh pada perkembangan seni budaya di Bengkulu, pengaruh-pengaruh luar masuk ke Bengkulu sejalan dengan datangnya pedagang-pedagang bangsa India, China, Eropa dan Bangsa Arab itu sendiri.

Kain Besurek (Batik Bengkulu) sudah mengakar di masyarakat kota Bengkulu pada masa itu, terbukti dari kekhasan motif kaligrafi Arab/tulisan huruf Arab.

Sejarah awal pertumbuhan kain besurek belum diketahui secara pasti. Menurut orang-orang tua tempo dulu (pemuka adat, pemuka masyarakat) Bengkulu, penggunaan Kain Besurek sudah sejak lama dan ini terlihat selalu dipakai pada upacara-upacara adat khususnya di Kota Bengkulu.

Terdapat kemungkinan sejarah awal perkembangan Kain Besurek bermula sejak hijrahnya Pangeran Sentot Alibasyah serta sanak saudara dan pengikut-pengikutnya ke Bengkulu (1833). Ini bisa dibuktikan masyarakat pemakai dan perajin Kain Besurek awal sebagian besar merupakan keturunannya mereka yang dibuang ke Bengkulu oleh Belanda itu.

Penggunaan kain besurek pada mulanya hanya terbatas untuk upacara-upacara adat seperti dipakai untuk pengapit pengantin pria (destar /topi khas Bengkulu), pada acara nikah, untuk acara calon pengantin putri mandi/siraman bedabung/mengikir gigi malam, berinai, ziarah kubur dalam rangkaian upacara perkawinan. Kain ini dipergunakan juga sebagai sampiran bilik pengantin, hiasan ayunan cukur bayi, penutup jenazah dan lain sebagainya.

Pada awalnya, Kain Besurek diperkenalkan semasa Gubernur Soeprapto (1978-1989), melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknik Pelatihan Kain Besurek, pada 1983. Ini merupakan kegiatan pertama kali untuk pengembangan Kain Besurek. Sejak itu, pengembangan Kain Besurek terus dilakukan, dengan digerakkan langsung oleh Ibu Soeprapto. dilanjutkan melalui Proyek P2W-IK dengan penanggung jawab Bapak Yulius Mukthar dan Bapak Drs. H. Ali Hanafia (Kepala Kanwil Departemen Perindustrian Provinsi Bengkulu).

Bertindak sebagai motivator awal adalah Ibu Asiah dari Kebun Keling. Kegiatan-kegiatan pengembangan awal Kain Besurek juga tidak lepas dari peran serta bapak-angkat kegiatan, seperti PT IGASAR, Jasa Raharja dan lain-lain.

Perkembangan Kain Besurek di Bengkulu hingga kini demikian pesat, mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat, penggunaannya pun tidak lagi terbatas pada perayaan atau upacara-upacara adat, melainkan telah digunakan juga untuk berbagai keperluan.

----------------------------------------------------------------------
Gubernur Suprapto,  lahir di Pulorejo, Ngoro, Jombang, Jawa Timur, 27 Agustus 1929 – meninggal 7 Oktober 2003 pada usia 74 tahun. Gubernur Provinsi Bengkulu, menjabat sejak 1978 hingga 1989. Semasa pemerintahannya, ia merupakan gubernur dengan masa pemerintahan teraneh dan terlama. Secara normal, gubernur menjabat selama 5 tahun atau 10 tahun jika menjabat selama dua periode. Ia menjabat sebagai Gubernur Bengkulu selama 11 tahun lamanya. Seorang gubernur Bengkulu yang masih begitu dikenang oleh masyarakat Bengkulu hingga hari ini (Wikipedia)
------------------------------------------------------------------------------

Penguatan Gubernur Bengkulu ke-4, Bapak Drs. H. Razie Yahya, pada 1989 mengimbau, agar setiap instansi pemerintah, BUMN, BUMD, sekolah-sekolah, calon-calon jemaah haji Bengkulu, kontingen-kontingen olah raga dan lainnya memakai Kain Besurek. Setiap acara malam syukuran perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Hari Ulang Tahun Provinsi Bengkulu, acara-acara peresmian atau pisah sambut, harus menggunakan busana Kain Besurek. Pakaian dinas, swasta, pakaian pesta, busana muslim, pakaian harian dengan modivikasi disain motif dan modifikasi desain busana.

Kain Besurek juga didiversifikasi ke produk-produk lain antara lain seperti dompet, dasi, tas, kopiah, asesoris tempat perhiasan, tempat tissue, souvenir/cinderamata dengan beraneka ragam perpaduan desain motif flora, fauna, ornamen ukiran rumah tradisional, huruf kaganga dan lain sebagainya. Benda-benda menggunakan Kain Besurek pun diharapkan dapat menjadi souvenir khas Bengkulu yang akan disukai oleh wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu. 

Istilah Batik Bengkulu disebut "KAIN BESUREK" diperkuat dan disosialisasikan oleh Ibu Razie Yahya selaku ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Provinsi Bengkulu.

TUJUH MOTIF KAIN BESUREK

Motif 1: Kaligrafi Arab
Arti : Tulisan Arab.
Fungsi : Dipakai oleh pembantu Raja Penghulu &
pengapit pengantin pada upacara nikah (Detar tutup kepala).
Warna : Biru.

Motif 2: Rembulan dan Kaligrafi Arab
Arti : Ciptaan Tuhan Yang Mahaesa & tulisan Arab.
Fungsi : Dipakai untuk calon pengantin putri dalam rangkaian pernikahan
(acara siraman atau mandi-mandi ).
Warna : Merah.

Motif 3: Kaligrafi Arab Kembang Melati
Arti : Tulisan Arab dan kehidupan alam (flora) .
Fungsi : Dipakai untuk ayunan cukur bayi.
Warna : Merah.

Motif 4: Kaligrafi Arab - Burung Kuau
Arti : Tulusan Arab dan kehidupan alam (fauna).
Fungsi : Dipakai untuk rangkaian acara perkawinan
untuk calon pengantin putri ziarah kubur.
Warna : Biru.

Motif 5: Pohon Hayat Burung Kuau - Kaligrafi Arab
Arti : Kehidupan alam (flora dan fauna) dan tulisan Arab.
Fungsi : Dipakai untuk pajangan yg disampirkan pada bilik pengantin.
Warna : Biru.

Motif 6: Kaligrafi Arab - Kembang Cengkeh-Kembang Cempaka
Arti : Tulisan Arab dan kehidupan alam (flora).
Fungsi : Dipakai untuk rangkaian upacara perkawinan (Bedabung/mengikir gigi)
Warna : Merah kecoklatan (merah manggis ).

Motif 7: Kaligrafi Arab Relung Paku - Burung Punai
Arti : Tulisan Arab kehidupan alam ( flora dan fauna ).
Fungsi : Dipakai sebagai hiasan dibalut pada tiang ayunan cukur bayi .
Warna : Merah.

BEBERAPA CETAK BIRU DESAIN KAIN BESUREK RANCANGAN ALCALA ZAMORA

-1986-

--

--

-

-
-----------------------------------------------------------------------------------------

TENTANG PENULIS

Alcala Zamora "Morry"
Lahir di Curup-Rejang Lebong, 06 Juni 1956
Alamat jalan Danau No.22. Rt.I/Rw.I Kelurahan Surabaya kota Bengkulu.
Purna tugas sebagai Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu.

Saat ini mengolah Sanggar Seni Art Gallery Vanda Hokeriana, di Bengkulu. Masih terus rajin berpameran seni, baik tunggal atau bersama. Aktif mengisi pelatihan-pelatihan seni rupa. Di samping itu, sering dipercaya sebagai juri atau kurator lomba-lomba dan pameran-pameran lukis dan patung.

Pendidikan:
Sekolah Seni Rupa - SSRI Yogyakarta, melanjutkan kuliah di STSRI - ASRI (kini Institut Seni Indonesia - ISI Yogyakarta), 1984.

Pengalaman Berkarya
Sejak tahun 1985 sampai sekarang membuat Desain Motif pengembangan kaligrafi Arab/huruf Arab perpaduan kearifan senibudaya lokal.
Membuat patung pemukul dol simpang Bank Indonesia Cabang Bengkulu
Membuat prototif pagar ragam hias daerah & pintu gerbang Taman Budaya Bengkulu dll.

Pemegang Hak Cipta HAKI KEMENKUMHAM Desain Motif Kain Besurek 'Batik Bengkulu'. Desain motif yang dibuat: Desain Motif Kaligrafi Arab, Desain Motif Burung Kuau, Desain Motif Huruf Kaganga dan Desain Motif Bunga Rafflesia, untuk diserahkan pemegang Hak Cipta kepada PEMDA Prov.Bengkulu, 2018

Pengalaman Pameran:
Mulai 1976 hinga 2019 telah mengikuti pameran lukisan dan patung di Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Padang, Medan Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Muntilan, Solo, Semarang, Surabaya dan Bali.

1977 - Pameran tunggal Seni Rupa di GedungYayasan Semarak Bengkulu
2010 - pameran tunggal lukis dan patung di Gedung Serba Guna UNIB
2018 - pameran dan kompetisi lukis di Sport Center.
2019 - pameran Lukis di Taman Budaya Bengkulu dan Taman Budaya Lampung .
2020 - pameran Seni Rupa bersama di Bandara Fatmawati Soekarno & Pameran Lukisan Stay Word online exhibition

Beberapa karyanya saat ini terpajang di ruang tunggu keberangkatan Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu

Organisasi
Pengarah di Forum Seni Rupa Bengkulu
Pengurus Dewan Kerajinan Nasional (Dekradasda) Daerah Prov.Bengkulu.
DEwan Pengarah di Dewan Kesenian Kota Bengkulu
Pengurus Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia FORMI ProvinsiBengkulu.
Pengurus DPD Masyarakat Sadar Wisata Prov.Bengkulu (MASATA) Provinsi Bengkulu

Penghargaan
Satya Dharma "Kain Besurek" dari Pemerintah Provinsi Bengkulu, atas sumbangsih bagi pengembangan Kain Besurek Bengkulu, 2017
Pratitha Adi Karya Patung SSRI Yogyakarta, 1977
Juara I lomba Keramik Moseum Negeri Bengkulu, 1990
Juara I lomba Cipta Cinderamata DEKRANASDA Prov.Bengkulu, 1991
Juara III lomba Cipta Cinderamata tingkat Nasional, 1992
Juara IV Kompetisi Lukis Festival Bumi Rafflesia se Prov.Bengkulu, 2018
---------------------------------

Pranala:
Kain/Batik Kaganga Kabupaten Rejang Lebong

Kain/Batik Diwo Kabupaten Kepahiang 

Kain/Batik Kabupaten Bengkulu Selatan

Kain/Batik Bauki Tando Pusako Kabupaten Muko-Muko 

Kain/Batik Gurita Mungjus Kabupaten Kaur

Kain/Batik Kagano Kabupaten Bengkulu Utara 

Kain/Batik Beremis Kabupaten Seluma

Kain/Batik Penoi Kabupaten Lebong











Emong Soewandi
Emong Soewandi Blogger sejak 2012, dengan minat pada sejarah, sastra dan teater

10 comments for "KAIN BESUREK: WARISAN BUDAYA TAKBENDA BENGKULU"

  1. Batik besurek dan nama2 batik di Bengkulu. Informasi yang begitu berharga.

    ReplyDelete
  2. Kain Kagano kain kami Bengkulu Utara

    ReplyDelete
  3. pendukung batik sekundang hadir

    ReplyDelete
  4. BATIK KAGANGA HADIIIIIR BOOS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantaap, sanak. Hidop Curooop :D
      Terima kasih sudah berkunjung

      Delete
  5. Kain besurek Bengkulu menjadi inspirasi lahirnya kain/batik khas di kabupaten2 di prov. Bengkulu.

    ReplyDelete

Semua komentar mengandung kata-kata tidak pantas, pornografi, undangan perjudian, ujaran kebencian dan berpotensi rasial, akan kami hapus