CERITA RAKYAT REJANG: ASAL-USUL BUTAU GESEA

Ilustrasi. AI
Misteri Butau Gesea dan Keajaiban Danau Tes

Di tepian Danau Tes, di Kota Donok, Lebong, tersembunyi berbagai kisah yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Legenda, mitologi, misteri, dan peninggalan purbakala bercampur menjadi satu, membentuk lanskap budaya yang kaya. Salah satu kisah yang paling terkenal adalah tentang Butau Gesea, sebuah batu besar yang memiliki keanehan tersendiri.
Butau Gesea: Batu yang Nyaris Jatuh
"Kenapa dinamakan Butau Gesea?" tanya seorang pemuda kepada kakeknya saat mereka berjalan menyusuri lereng bukit di Teluk Lem, Danau Tes.
Kakeknya tersenyum, menunjuk ke sebuah batu besar di depan mereka. "Lihatlah batu itu. Ukurannya kira-kira sebesar mobil Kijang, tapi anehnya hanya sedikit bagian yang tertanam di tanah. Seolah-olah nyaris jatuh, tetapi tetap kokoh bertahan di tempatnya."
Pemuda itu mengamati batu tersebut. Bentuknya lebar, sekitar satu meter kali dua meter, dan meskipun permukaannya tampak cukup kecil, konon katanya lebih dari dua puluh orang bisa duduk bersila di atasnya tanpa berdesakan. "Apakah ada yang pernah mencoba menggeser atau menjatuhkannya?" tanyanya penasaran.
Kakeknya menggeleng. "Tidak ada yang berani. Masyarakat percaya bahwa batu ini memiliki kekuatan magis. Banyak orang datang berziarah ke sini, terutama mereka yang berasal dari luar Lebong, termasuk dari kalangan Tionghoa."
Selain keajaiban Butau Gesea, di bawahnya terdapat gua Srawung Dung Ulau Tujuak, yang dipercaya sebagai tempat tinggal ular berkepala tujuh. Keangkeran tempat ini semakin diperkuat dengan legenda ikan mas raksasa yang sesekali muncul di Teluk Lem. "Jika seseorang melihat ikan itu," lanjut sang kakek, "maka itu pertanda bahwa Danau Tes sedang meminta korban. Biasanya, tak lama setelah itu, ada yang meninggal di sekitar danau ini."
Bioa Tebet: Danau Buatan Si Pahit Lidah
Orang Rejang lebih mengenal Danau Tes dengan sebutan Bioa Tebet. "Bioa" berarti air, sedangkan "tebet" berarti bendungan. Nama ini erat kaitannya dengan legenda Si Pahit Lidah, seorang tokoh sakti yang dikenal karena kutukannya yang mematikan.
Dikisahkan bahwa Si Pahit Lidah pernah mencangkul tanah di sekitar Kota Donok untuk membuat aliran air baru. Namun, masyarakat setempat takut bahwa tindakannya akan menenggelamkan desa mereka. Mereka pun mencari cara untuk menghentikannya tanpa menimbulkan kemarahannya.
"Bagaimana jika kita memberitahunya bahwa anaknya telah meninggal?" usul seorang tetua desa.
"Tapi, bagaimana jika ia tidak percaya?" tanya yang lain.
"Kita harus meyakinkannya," jawab sang tetua dengan mantap.
Ketika kabar itu sampai kepada Si Pahit Lidah, ia awalnya ragu. Namun, setelah didesak berkali-kali, akhirnya ia berkata, "Anakku mati, ya?"
Sekejap setelah kata-kata itu terucap, kutukannya pun bekerja. Anak Si Pahit Lidah benar-benar meninggal. Marah dan berduka, ia mengayunkan cangkulnya dan melemparkan tanah yang telah dicangkulnya ke aliran Bioa Tawen (Sungai Ketahun), membendungnya dan menciptakan Bioa Tebet, atau yang kini dikenal sebagai Danau Tes, danau terbesar di Provinsi Bengkulu.
Kawasan-Kawasan Misterius di Danau Tes
Danau Tes tidak hanya menyimpan satu atau dua misteri, tetapi memiliki beberapa kawasan yang masing-masing memiliki cerita tersendiri:
Teluk Lem – Tempat keberadaan gua ular kepala tujuh dan batu Butau Gesea.
Jungut Benei – Pulau kecil berpasir di muara Air Ketahun yang sering dijadikan tempat istirahat bagi para pencari ikan.
Bioa Tamang – Muara di ujung Desa Kota Donok yang dahulu terkenal angker.
Muara Bioa Putiak – Daerah rawa-rawa yang konon dihuni oleh Siamang Bioa, makhluk misterius yang sering mengganggu penduduk.
Jungut Mutung – Wilayah berdekatan dengan Teluk Buluak, yang dikenal angker karena keberadaan satwa liar.
Tawen Blau – Anak Danau Tes yang airnya selalu berwarna kuning, dikelilingi pohon peak dan rumbia. Konon dihuni oleh Buai Kotong, buaya ekor putus yang dipercaya bertapa di bawah akar-akar bambu.
Ujung Semapak – Pelabuhan perahu penduduk Kota Donok, tempat yang ramai oleh aktivitas nelayan.
Harapan untuk Masa Depan
Masyarakat percaya bahwa jika Butau Gesea dan kawasan sekitar Danau Tes dikelola dengan baik, tempat ini dapat menjadi objek wisata yang bernilai tinggi. "Sayang sekali, belum ada yang berani mengambil foto Butau Gesea," ujar salah seorang warga. "Seolah-olah ada sesuatu yang menjaga tempat ini tetap misterius."
Namun, keindahan dan misteri Danau Tes tetap nyata, bisa dilihat, disentuh, dan dirasakan oleh siapa pun yang berkunjung. Barangkali, di masa depan, mitos dan keajaiban yang melingkupinya akan semakin dikenal luas, mengundang lebih banyak orang untuk datang dan menyaksikan sendiri pesona alam dan budaya yang tersimpan di sini.
Post a Comment for "CERITA RAKYAT REJANG: ASAL-USUL BUTAU GESEA"
Semua komentar mengandung kata-kata tidak pantas, pornografi, undangan perjudian, ujaran kebencian dan berpotensi rasial, akan kami hapus